Semarang, UP Radio – Permasalahan kesuburan bisa dialami laki-laki, perempuan dan bisa juga dari keduanya, sehingga peran suami dan istri sangatlah imbang untuk berjuang bersama untuk mendapatkan momongan.
CEO of Bocah Indonesia dr. Pandji Sadar mengungkapkan hal tersebut saat menjadi pembicara Seminar Bocah Indonesia bersama kita.id di Semarang (1/11).
“Menyadari akan adanya kondisi tersebut, Pusat Fertilitas Bocah Indonesia (www.bocahindonesia.com) berusaha untuk menghilangkan stigma bahwa permasalahan kesuburan selalu berasal dari sang istri, karena peran suami sama besarnya pada program hamil,” ujar Pandji.
Pusat Fertilitas Bocah Indonesia (PFBI) yang berlokasi di RS Primaya Tangerang, hingga kini berupaya untuk memberikan pelayanan yang seimbang bagi suami dan istri untuk bersama mencari solusi dari permasalahan kesuburan.
Menurut Pandji, saat ini srmakin banyak klinik yang menawarkan program untuk mengatasi permasalahan kesuburan bagi pasangan suami istri untuk segera mendapatkan buah hati.
“Riset menunjukkan hampir 90 persen pasien yang memiliki masalah kesuburan merasa tidak nyaman dengan layanan yang diberikan dari klinik-klinik tersebut. Ketidakpuasan ini lahir dari minimnya perhatian kepada kondisi mental para pasien,” tambahnya.
Berdasarkan temuan tersebut, lanjut Pandji, Pusat Fertilitas Bocah Indonesia terinspirasi untuk memberikan pelayanan komprehensif dan holistik, tidak hanya berfokus pada fisik, namun juga mental pasangan mengingat stres memiliki peran pada kondisi kesuburan.
Ia juga mengungkapkan sejak dua tahun beroperasi pusat Fertilitas Bocah Indonesia telah membantu lebih dari 1800 pasangan untuk mengikuti terapi program kehamilan secara inseminasi dengan kehamilan alami hingga program bayi tabung.
Sementara itu dr. Maitra Djiang Wen, SpAnd, MClinEmbryol (Australia) mengatakan enam bulan hingga satu tahun setiap perempuan setelah menikah seharusnya sudah mengalami kehamilan. “Jika setelah satu tahun belum mengalami kehamilan, WHO menyebut jika melewati masa tersebut dikhawatirkan ada gangguan pada sistem reproduksi,” katanya.
Sehingga untuk mendapatkan kehamilan perlu melalukan program yang benar sesuai dengan kondisi setiap individu pasangan setelah melalui pemeriksaan kesehatan.
“Kami berusaha untuk dapat mengatasi apa yang menjadi penghambat pasangan sulit mendapatkan momongan dengan menyediakan tim medis yang terlatih secara internasional,” terang dr. Meitra
Tidak berhenti di situ, PFBI juga ingin berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk saling berbagi dan memperkuat pemahaman tentang permasalahan kesuburan yang selama ini dikesampingkan.
PFBI bersama Komunitas Bayi Tabung Indonesia KITA.ID, mengawali langkahnya di Semarang untuk bertemu dengan pasangan serta komunitas membahas tentang permasalahan yang dihadapi dan apa yang dianjurkan demi mendukung kesuburan dan progam hamil.
Kegiatan seminar ini tidak hanya diikuti suami dan istri, namun melibatkan pelayanan yang komprehensif dan holistik dari tim medis. (shs)