Semarang, UP Radio – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar Jateng Halal Vaganza 2024, Senin (25/3/2024)-Rabu (27/3/2024), untuk menahbiskan diri sebagai provinsi yang siap menangkap peluang ekosistem ekonomi halal, yang semakin berkembang.
Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengatakan, pangsa pasar produk halal tersebar luas di seantero negeri. Di Indonesia, tercatat jumlah penduduk muslim sekitar 236 juta orang dari total 279 juta orang WNI.
Menjawab tantangan itu, ia mengajak warganya berkontribusi mengembangkan sektor halal di daerah. Mulai wisata ramah muslim, kuliner halal, fesyen, kerajinan, dan produk industri kreatif lainnya.
“Ini harus kita optimalkan. Bukan hanya sebatas label, tapi kita harapkan ada pemenuhan kaidah, standar kesehatan, kualitas, jasa, dan konsumsi. Tidak hanya stempel, tapi kualitas,” tuturnya, saat membuka pameran, di Halaman DPRD Jawa Tengah, yang juga dihadiri Pj Ketua Dekranasda Jateng Shinta Nana Sudjana.
Dengan ragam potensi yang dimiliki Jateng, Nana berharap, ekosistem industri dan UMKM ramah muslim, terus berkembang.
Menjawab tantangan itu, Pemprov Jateng telah mempunyai Peraturan Gubernur Nomor 40 tahun 2023 tentang Pariwisata Ramah Muslim dalam Rangka Pengembangan Ekonomi. Dengan beleid ini, diharapkan bisa menata potensi pengembangan ekonomi halal, pada 35 kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
Selain itu, imbuh Pj gubernur, OPD Pemprov Jateng banyak memfasilitasi UMKM lokal, yang berorientasi pada produk halal, termasuk fasilitasi sertifikasi produk halal. Pengembangan produk halal berupa daging juga digalakkan, dengan rencana pendirian Rumah Potong Hewan (RPH) berstandar Halal.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno mencatat, setiap tahun ada 500 UMKM yang difasilitasi sertifikasi halal oleh Dinkop UKM Jateng. Selain itu, Kanwil Kemenag Jateng juga telah menyertifikasi sebanyak 295.000 UKM.
“Populasi muslim di Jawa Tengah di 2022 mencapai 36,48 juta jiwa atau 97,48 persen. Jateng Halal Vaganza 2024 ini adalah bagian dari pengembangan ekonomi syariah, dengan meningkatkan pemahaman tentang ekonomi syariah,” paparnya.
Sementara, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Jateng, Nyata Nugraha mengatakan, ekonomi ramah muslim diharapkan menjadi loko penggerak wisata di provinsi ini. Ia mengatakan, pariwisata ramah muslim memberikan layanan ekstra, bagi umat Islam yang sedang melancong ke Jawa Tengah.
“Untuk wisata ramah muslim akan mendorong ke sektor lainnya, pertama kuliner, transportasi, pengolahan makanan, dan sebagainya. Harapannya ini akan berkembang ke kota-kota lain,” jelasnya.
Pengusaha modest fashion asal Salatiga, Ambar menyebut, banyak fasilitas yang telah digulirkan Pemprov Jateng. Hal itu, menurutnya, turut mengembangkan bisnis pakaian muslim yang dirintisnya.
“Dengan fashion show tadi, jadi banyak yang mulai PO (Pre-Order). Jadi tahu brand kita. Kita di-support dari Dekranasda Jateng,” tuturnya. (hms)