Produksi Perikanan Jateng Capai 510 Ribu Ton Lebih

Jepara, UP Radio – Produksi perikanan budidaya di Jawa Tengah sejak 2015 terus mengalami peningkatan. Pada 2018 lalu, produksi perikanan budidaya mencapai 510.324,49 ton dari lahan seluas 60.147 hektar.

Informasi tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Kamis (30/01/2020).

Menurutnya, terdapat lima komoditas unggulan perikanan di Jawa Tengah, yaitu lele, nila, bandeng, rumput laut dan udang vannamei. Komoditas tersebut, kata Gus Yasin sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, digunakan pula untuk upaya pengentasan kemiskinan.

Advertisement

“Dalam program 1 OPD 1 Desa Binaan, dinas memberdayakan masyarakat kurang mampu dengan memberikan bantuan bibit ikan, seperti nila dan lele. Masyarakat juga sekaligus dilatih membuat pakannya. Ini salah satunya dilakukan di Kebumen,” jelasnya.

Setelah bisa membuat pakan sendiri, sambung dia, masyarakat merasakan manfaatnya karena proses budidaya menjadi lebih hemat. Mereka tidak perlu lagi membeli pakan di toko, dan ikan peliharaannya pun lebih cepat besar. Keuntungan lainnya adalah, mereka mendapat pesanan dari desa-desa sekitarnya.

“Setelah diberi benih dan dilatih membuat pakan, masyarakat bertanya lagi, “Pak ada bantuan lagi ndak?” Mereka bertanya, karena hasilnya mulai bisa dirasakan,” ujarnya.

Ditambahkan, meningkatnya produksi perikanan budidaya, berpengaruh pada pendapatan pembudidaya ikan. Secara global, pada 2018, pendapatan pembudidaya ikan mencapai Rp.44.955.518,32.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhie Prabowo menyambut positif hasil perikanan budidaya Jateng. Menurut Edhy, masyarakat memang perlu disupport agar budidaya perikanan semakin maju.

“Ternyata masalah utama yang saya temukan, masyarakat mau membudidayakan, tetapi benihnya susah. Kalau jumlah benih, sebetulnya tidak perlu khawatir. Nanti kita hitung ulang,” kata dia.

Bahkan, jika perlu, lanjutnya, negara memberikan bibit secara gratis di tempat sasaran yang potensial. Sehingga, tambak yang kosong terisi semua.

“Kalau benih gratis, saya yakin tambak-tambak yang ada akan terisi dengan mudah. Kalau benih tidak dibantu, pembudidaya untuk melangkah di awal saja sudah sulit. Setelah bibit, diiringi dengan pendampingan dan pelatihan,” tandasnya. (hms/prov)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement