Revitalisasi Kota Lama Tahap I Ditargetkan Rampung April

Semarang, UP Radio – Proses revitalisasi Kota Lama Semarang diklaim sudah mendekati 100 persen. Hal itu dikatakan oleh Ketua Badan Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L), Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Pasalnya, sebelumnya banyak keluhan dari masyarakat akan molornya pengerjaan revitalisasi kawasan Cagar Budaya di Kota Semarang tersebut. Dikatakan Ita, sapaan akrabnya, selama ini hal yang belum dipahami masyarakat yaitu proses pengerjaan Kota Lama yang terbagi menajdi dua tahap.

Dimana tahap pertama yang di danai oleh Kementerian PUPR yaitu revitalisasi wilayah Sayangan dan sepanjang Jalan Letjen Suprapto ditarget akhir April 2019 ini rampung.

Advertisement

“Sebelumnya memang ditarget rampung pada Desember 2018, namun karena ada kendala maka terpaksa di adendum sampai April ini,” ujar Ita.

Waktu molornya pengerjaan revitalisasi yang cukup lama tersebutlah yang membuat banyak pertanyaan di benak masyarakat. Apalagi, selama ini, Kota Lama menjadi magnet wisatawan lokal maupun luar Kota Semarang.

Sehingga wajar jika penyelesaian revitalisasi sangat ditunggu. Molornya pengerjaan revitalisasi Kota Lama dikarenakan adanya perubahan desain dari Kementerian PUPR. Sehingga hal tersebut menambah waktu pengerjaan yang sebelumnya sudah dijadwalkan pada akhir Desember 2018 lalu.

“Karena memang saya tidak menyalahkan, kenapa terlambat. Saya bisa merasakan bagaimana susahnya para kontaktor,” tuturnya. DED Kota Lama yang berubah tersebut juga merubah pengerjaan yang sebelumnya dijadwalkan hanya satu tahap, kemudian berubah menjadi dua tahap.

“Karena awalnya di desain revitalisasi kotalama tersebut semua jadi satu. Ternyata dalam realisasinya harus dibagi menjadi dua tahap. Akhirnya semua berubah,” ujarnya. Selain itu berubahnya tahap revitalisasi tersebut juga mempengaruhi penghitungan anggaran.

Praktis hal tersebut memakan waktu yang kemudian revitalisasi menjadi molor sampai sekarang. ”Desain itu kan juga berbiaya. Sehingga perlu adanya preview dari BPKP, internal PUPR, namun sekarang kondisinya sudah clear dan jalan semua,” tuturnya.

Pihaknya optimis jika April ini untuk revitalisasi tahap pertama sudah selesai. “Insyaallah untuk wilayah mulai Sayangan sampai Letjen Suprapto april ini sudah selesai,” ujarnya. Apabila tahap pertama sudah selesai akan segera dilanjutkan untuk tahap ke dua.

Dimana tahap ke dua tersebut yaitu revitalisasi di kawasan rumah pompa, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bubakan. “Untuk tahap lelang ke dua mulai dari rumah pompa, RTH bubakan baru dimulai setelah itu,” katanya.

Terkait dengan rencana revitalisasi tahap pertama akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Ita, belum bisa memastikan hal itu. Dikarenakan, lanjutnya, jadwal kampanye Joko Widodo yang mendekati Pilpres yang semakin padat.

“Namun kita upayakan supaya beliau yang meresmikan, sekaligus untuk meresmikan galery kreatif. Dimana sekarang sudah mulai tahap kurasi, untuk produknya,” ujarnya. Jika tidak meleset dari target, dua tahap revitalisasi Kota Lama tersebut akan rampung di akhir 2019 ini.

Terpisah, Managemen Konstruksi PT Amitas Jakarta, Sonny Cahyo Bawono selaku konsultan dari PT Brantas Abipraya menjelaskan, permasalahan yang dia alami seperti adanya perubahan desain hingga problem sosial dan lingkungan.

Dimana mulanya desain awal menggunakan paving biasa untuk jalan utama dan pedestrian. Pekerjaan itu sudah jadi di ujung Jalan Letjen Suprapto, tepatnya di sisi Hotel Aston serta Komplek Susteran Gedangan.

Namun oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tidak berkenan karena dinilai kurang bagus untuk kawasan heritage. Desain diminta diganti menggunakan struktur batu andesit atau batu alam. “Desain diganti total sesuai permintaan Bapak Menteri PUPR. Total anggaran semula dari Rp 156 Miliar menjadi Rp 170 Miliar,” katanya. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement