Tagihan Membengkak, Pelanggan PDAM Protes

Semarang, UP Radio – Ahmad Sugito, warga Banowati Selatan Semarang Utara mendatangi kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal, Kota Semarang, Selasa (26/1) kemarin. Bukan tanpa maksud, Sugito hendak mengklarifikasi membengkaknya tagihan air yang harus ia bayarkan sebulan terakhir.

Sugito langsung mendatangi Customer Service yang ada, menurut dirinya tagihan air PDAM pada bulan ini tidak rasional karena yang harus ia bayarkan sekitar Rp 470 ribu. Padahal beberapa bulan sebelumnya ia hanya membayar Rp 50 sampai Rp 60 ribu dengan penggunaan air sekitar 10 sampai 20 kubik.

“Ini saya mau luruskan kenapa ada tagihan konsumsi sampai 100 kubik dengan biaya Rp 470 ribu, jelas ini tidak wajar dan memberatkan apalagi saat pandemi seperti saat ini,” katanya Selasa (26/1).

Advertisement

Ia menjelaskan, beberapa waktu lalu ada petugas yang membaca meteran air dirumahnya. Petugas itu lanjut dia berkata jika meteran yang ia gunakan telah rusak. Namun menurutnya petugas pencatat air tersebut salah dalam membaca angka meteran yang ada, sehingga tagihannya mengalami kenaikan.

“Saya lihat sendiri tidak rusak dan masih jalan. Mungkin salah petugas yang membaca, penggunannya cuma untuk mencuci, mandi saja saya juga bawa bukti struk tagihan tiga bulan terakhir,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sugito juga melihat meteran yang ia gunakan dicek menggunakan tera meter. Hasilnya ternyata meteran air miliknya masih normal, sehingga ada dua dugaan petugas yang salah mencatat ataupun ada kebocoran diparalon ataupun tandon air miliknya.

“Saya harap ada solusi atau jalan tengah yang tidak memberatkan kami sebagai warga kecil,” harapnya.

Kepala Cabang PDAM Tirta Moedal Semarang Utara, Sapto Widodo mengatakan, setelah ada laporan dari pelanggan, pihaknya melakukan pengecekan meteran pelanggan dan hasilnya meteran tidak mengalami kerusakan.

“Posisi meteran milik Pak Sugito ini letaknya dibawah mobil, sehingga susah dilihat. Mungkin petugas kami yang salah membaca, nanti tagihannya akan disesuaikan. Pelanggan juga bisa mengirimkan foto meteran ke PDAM setiap bulannya,” ucapnya.

Dirinya mengaku akan mengirim petugas untuk melakukan pengecekan ulang serta meneliti apakah ada kebocoran di saluran air setelah masuk ke meteran air, atau tandon milik warga yang memang mengalami kebocoran atau rembes.

“Ada beberapa kasus serupa, misal rumah kosong kok sampai pemakaiannya mencapai 500 kubik, nah ternyata ada kebocoran tandon dan saluran air. Jadi intinya kami akan mencari solusi agar pelanggan juga puas,” pungkasnya. (ksm)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement