Teater Gema UPGRIS Pertahankan Prestasi di Masa Pandemi

Semarang, UP Radio – Setiap sutradara memiliki strategi dalam menyajikan sebuah pertunjukan seni drama. Misalnya seorang sutradara menekankan kepada aktor teater harus berlatih selayaknya robot serta berkomitmen.

Hal tersebut juga dilakukan sutradara Monolog Teater Gema Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) Afprian Baskoro terhadap aktornya.

Caranya inilah yang telah membuat aktor Teater Gema bernama Sulthon Sukma Negara berhasil menyabet juara 1 Monolog Mahasiswa dalam Festival Monolog Nasional 2021, dengan tema “Monolog Virtual di Masa Pandemi”.

Advertisement

Lomba yang digelar Insititut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh yang dibuka sejak 1 hingga 24 November 2021 telah mengumumkan pemenang festival pada 27 November 2021.

Afprian Baskoro menyampaikan pada awalnya ia bersama aktornya tidak ada niatan untuk ikut perlombaan dan hanya sekadar berlatih seperti biasa yang dilakukan para pelaku teater seperti membaca naskah, bedah hingga pertunjukkan.

“Kami awalnya pilih-pilih naskah kemudian dibedah serta disajikan pertunjukkan. Enggak ada niatan untuk lomba. Hanya proses saja seperti biasa kami lakukan. Setelah itu, kami mendapatkan informasi ada perlombaan di Kudus, namun ditunda. Beberapa bulan kemudian kami ada informasi perlombaan di ISBI, akhirnya ikut. Dan hanya bermodalkan berproses sekitar 3 minggu,” kata Baskoro, Kamis (09/12).

Dalam kesempatan tersebut Baskoro membawakan naskah pilihan dengan judul “Aeng” karya Putu Wijaya. Dari cerita ini, dia mengulas tentang eksistensi manusia dalam ranah sosial. Bagi Baskoro, naskah yang dibawakan sangat mudah untuk improvisasi lebih jauh. Meskipun ia bersama aktor memiliki kesibukan selain bermain teater, namun mereka mengatur jadwal latihan rutinan agar bisa meraih juara dalam perlombaan tersebut.

“Meski proses hanya sekitar 3 minggu, tapi kami bikin komitmen dan jadwal dengan aktor dan sutradara. Sebab, aktornya masih kuliah sedangkan saya bekerja. Dimana waktu 3 minggu digunakan maksimal mungkin untuk latihan. Bahkan kami libur hanya dua hari, saya juga menekankan kepada aktor selayaknya robot. Mulai dari bloking sampai dialog, saya yang menentukan. Utamanya aktor nurut dengan sutradara,”ujarnya.

Ia berpesan kepada para pelaku teater khususnya kampus agar membiasakan berproses secara rutin. Di antaranya membaca naskah, bedah hingga pementasan.

Sementara itu, akyor monolog Sulthon Sukma Negara mengaku dirinya penasaran terhadap beberapa naskah pilihan sutradara. Dari situ, Sulthon memilih naskah Aeng dinilai bagus lantaran menceritakan kehidupan manusia yang memiliki kepribadian ganda.

“Naskahnya buat penasaran saya dan keren, soalnya isu yang diambil seperti seseorang memiliki kepribadian ganda, dimana semasa hidupnya tidak ada yang percaya sama masyarakat,” bebernya.

Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum mengaku bangga atas raihan prestasi mahasiswanya di ajang perlombaan. Salah satunya Teater Gema berhasil meraih juara 1 Festival Monolog Nasional ISBI Aceh.

“Saya apresiasi kepada mahasiswa yang berhasil juara 1 monolog. Khususnya UKM Teater Gema yang terus berprestasi di tingkat provinsi hingga nasional. Bahkan, para seniornya banyak yang menjadi orang sukses seperti artis, jurnalis, guru, pelaku seni, rumah produksi film, perangkat desa serta wasit olahraga internasional,” kata Muhdi. (pai)

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement