Semarang, UP Radio – Tingginya kebutuhan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis mendorong para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) binaan Bank Jateng memproduksi APD.
Para pelaku UKM yang semula memproduksi pakaian berbahan lurik dan batik ini, kini beralih menjahit APD. Per hari, mereka bisa memproduksi hingga 10 ribu APD. Dalam sebulan, terkumpul APD hingga 300 ribu paket.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan, APD tersebut dikerjakan oleh UKM binaan Bank Jateng di sektor konveksi. Sebagian besar para pelaku UKM berlokasi di Klaten. Saat mengetahui banyak rumah sakit masih kekurangan APD, Bank Jateng menawarkan UKM-UKM ini untuk membantu. Ternyata antusiasmenya besar.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik dukungan dari pelaku UKM ini. Saat melihat APD buatan UKM konveksi, di rumah dinas Puri Gedeh (1/4), dia mengatakan, “Saya orang yang dari awal meyakini, ketika produksi pabrikan begitu mahal dan sulit pasti akan muncul kekuatan-kekuatan dalam negeri. Saya berterimakasih pada pelaku usaha yang mau membantu penyediaan APD ini.”
Kualitas APD buatan UKM ini, menurut Ganjar, sudah memenuhi standar minimal yaitu tahan air. “Kualitasnya relatif cukup bagus. Tinggal nanti kita cek ke ahli, kalau yang seperti ini cukup atau tidak. Tapi jika kita bandingkan dengan jas hujan, pasti ini jauh lebih baik,” katanya.
Selain APD, pelaku UKM tersebut juga memproduksi masker antiair. Ganjar mengatakan, produksi pelaku UKM tersebut bisa dijadikan alternatif di saat masker pabrikan justru langka dan harganya meroket.
“Kalau kita bisa menggerakkan masyarakat nantinya semua yang terpaksa keluar rumah harus pakai masker, maka ini bisa diproduksi. Ini harganya paling Rp 2-3 ribu. Produknya tidak terlalu buruk tapi bisa jadi alternatif jika rumah sakit atau puskesmas memerlukan bisa kita sampaikan,” pungkasnya. (hum)