Semarang, UP Radio – Bahasa ibu harus terus dipertahankan sebagai sebuah identitas dan Universitas PGRI Semarang berkomitmen untuk terus kelestariannya.
Guna mewujudkan kelestarian bahasa ibu program studi pendidikan bahasa dan sastra upgris menggelar Seminar nasional dan workshop penyusunan capaian pembelajaran bahasa, sastra daerah dan pembelajarannya di kampus 4 Universitas PGRI Semarang.
“UPGRIS sangat konsisten untuk melestarikan bahasa ibu sebagai bahasa pertama yang harus terus dipertahankan,” ungkap Rektor Universitas PGRI Semarang Dr. Muhdi SH, MHum, saat memberikan sambutan Pembukaan Seminar Nasional (21/2).
Keberadaan bahasa ibu, beber Muhdi, saat ini semakin terjepit oleh bahasa Indonesia dan bahasa asing yang justru semakin banyak digunakan dalam aktivitas sehari hari.
“Sejak memasuki awal pendidikan di play group anak anak lebih dikenalkan dengan bahasa Asing dibanding bahasa ibu sehingga anak kurang mengenal bahasa asli daerahnya,” tambahnya.
Indonesia sangat kaya akan bahasa ibu atau bahasa daerah mencapai lebih dari 700 bahasa yang saat ini semakin terkikis.
“UPGRIS memiliki program studi bahasa Jawa yang setiap tahun selalu memperingati hari bahasa ibu internasional sebagai upaya untuk melestarikan keberadaan bahasa ibu,” terangnya.
Sementara itu Budayawan Ahmad Thohari menilai saat ini semakin menurun pemahaman bahasa ibu dikalangan masyarakat.
“Bahasa ibu memiliki kedalaman makna yang hanya bisa dibedakan dengan kedalaman rasa, orang luar tidak bisa merasakan perbedaan ini,” ujarnya.
Maka pelestarian bahasa ibu harus terus dilakukan karena ketajaman rasa ini sangat diperlukan bagi setiap pecinta bahasa. (shs)