Warga Pilih Sendiri Jenis Bantuan di Lumbung Kelurahan

Semarang, UP Radio – Konsep lumbung pangan yang digagas Pemerintah Kota Semarang kini masih terus dilakukan di setiap kelurahan guna membantu warga yang terdampak Covid-19.

Setiap kelurahan pun memiliki cara masing-masing dalam mengelola lumbung pangan.

Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang ini memiliki cara unik dalam memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak Covid-19.

Advertisement

Sejumlah sembako dijejer di balai RW, antara lain beras, mie, gula, minyak, kecap, bumbu dapur, beragam sayur mayur, hingga berbagai lauk pauk.

Warga satu per satu dipanggil untuk mengambil bantuan tersebut. Uniknya, warga bisa memilih sendiri apa yang mereka inginkan.

Warga RT 7 RW 4 Kelurahan Jangli, Sumirah mengambil satu per satu sembako yang ia butuhkan.

Dia mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut.

“Saya senang sekali. Kalau bisa ini terus. Rakyat kaya saya tidak mampu dapat beras, mie, minyak, dan gula.

Terus lauknya tadi saya pilih telur puyuh, pilih lombok, dan ambil sayuran lodeh,” sebutnya usai mengambil bantuan sembako, Minggu (28/6/2020).

Sumirah memamparkan, sempat mendapatkan bantuan sembako dari Pemkot satu kali yakni sebelum ramadan.

Setelah itu, dia tidak pernah mendapatkan bantuan lagi dari Pemkot. Sekarang, ia justru mendapatkan bantuan dari lumbung pangan.

Kali ini merupakan ketiga kalinya dia mendapatkan bantuan dari lumbung pangan. Dia berharap, lumbung pangan tetap berjalan selama pandemi Covid-19.

Pasalnya, dia menjadi satu diantara sejumlah warga yang sangat terdampak Covid-19 lantaran dirumahkan oleh perusahaan tempat ia bekerja.

“Dulu kerja konveksi tapi karena konveksinya tutup sekarang saya nganggur. Ada lagi kerjaan kapan belum tahu. Sedangkan Bapak kuli batu, biasanya ada kerjaan biasanya tidak,” ungkapnya.

Lurah Jangli, Maria Teresia mengatakan, pembagian sembako melalui lumbung pangan jogo tonggo dilakukan dua kali dalam sepekan. Hal ini berjalan atas kerjasama Kelurahan dengan Grow In Care (GIC) Semarang dan warga Jangli sendiri.

“Dari kelurahan membantu mie instan, beras, minyak, dan gula. Namun, ternyata ada item tambahan sayuran, lauk pauk, dan bumbu dapur. Itu merupakan partisipasi warga untuk jogo tonggo,” terang Maria.

Dia melanjutkan, warga yang mendapatkan bantuan dari lumbung pangan yakni warga yang tidak mendapatkan bantuan apapun baik dari Kementrian Sosial, Pemerintah Provinsi, ataupun Pemerintah Kota Semarang.

Ketua GIC Kota Semarang, Eko Sujatmiko mengatakan, pihaknya tergerak menggalang dana untuk disalurkan ke lumbung pangan di kelurahan agar dapat membantu warga yang terdampak Covid-19.

“Kami sedang bikin web jogotonggo.com, kami jelaskan cara memberikan donasi dan cara mendapat donasi. Kami bekerjasama dengan lurah,” katanya.

Dia menambahkan, program donasi ini sudah berjalan sejak Maret lalu. Kelurahan Jangli menjadi pilot project untuk program galang dana yang akan disalurkan ke lumbung pangan. Sementara ini, dana masih berasal dari para donatur, kedepan dia berharap program ini bsa berhajal dari warga untuk warga.

“Sementara masih dari donasi. Nantinya akan ada sistem dari warga untuk warga. Jadi, warga bisa mengisi sendiri dan mengecek sendiri bantuan tersebut tersalurkan kemana. Bentuk bantuannya bisa berupa uang maupun barang,” terangnya. (ksm) 

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement