Warga Tertarik Kembangkan Budidaya Ikan Lele Dalam Ember

Semarang, UP Radio – Dinas Perikanan Kota Semarang mendorong warga melakukan budidaya ikan lele dalam ember. Hal ini guna memenuhi gizi keluarga, terlebih di tengah pandemi Covid-19. Budidaya ikan lele ini dinilai lebih mudah dibanding ikan lainnya.

Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang, Nurkholis mengatakan, guna mendukung masyarakat untuk budidaya ikan lele dalam ember, pihaknya memberikan bibit ikan lele di sejumlah kelurahan.

“Setiap minggu ada permohonan babtuan untuk bibit. Ini menujukan animo masyarakat sudah mulai tumbuh. Kalau disini ada 2.500 bibit lele,” kata Nurkholis usai memberikan bantuan bibit ikan lele, Minggu (14/6).

Advertisement

Menurutnya, budidaya ikan lele dalam ember merupakan budidaya dalam skala kecil. Hal itu bisa dikembangkan dengan menambah tanaman hidroponik. Dengan demikian, selain memenuhui kebutuhan protein hewani juga bisa memenuhi kebutuhan sayuran untuk ketahanan pangan keluarga.

“Bisa dikembangkan lagi dengan hidroponik. Jadi bawahnya ikan, atasnya tanaman sayuran,” ucapnya.

Meskipun tidak memiliki lahan yang luas untuk budidaya ikan, dia yakib dengan sistem ini warga bisa melakukan dan bisa memenuhi kebutuhan ikan untuk keluarga masing-masing.

“Jadi tidak usah pesimis meskipun lahan sempit bisa mengembangkan. Di lain sisi, kalau kita amemberi makan ikan itu mengasyikan. Jadi, secara psikologis bis amenghilangkan stress,” tambahnya.

Konsep perikanan di perkotaan, lanjut dia, juga nantinya bisa dikembangkan lagi tak hanya budidaya dalam ember. Budidaya ikan lele bisa dikembangkan lagi dengan teknologi bioflok. Teknologi ini hemat lahan dan air sehingga cocok dikembangkan didaerah perkotaan atau hunian padat penduduk.

“Semisal dengan terpal, dikelola secara alami. Namun, biasanya persoalannya menimbulkan bau, tapi dengan teknologi bioflok ini bisa diatasi,” sambungnya.

Dia menyebutkan, sudah ada beberapa kelurahan yang mengembangkan sistem ini. Diharapkan, hal ini bisa membantu memenuhi kebutuhan ikan di Kota Semarang.

Saat ini, lanjutnya, kebutuhan ikan di Kota Semarang hampir 17,5 ton. Dari budidaga air tawar ataupun air payau, baru 40 persen atau sekira 6,5 ton. Budidaya dengan teknologi bioflok ini pun bisa menjadi peluang untuk memenuhi kebutuhan ikan bagi masyarakat. (ksm) 

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement